Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisiendiperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak lain untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi.
Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi faktor efisiensi setiap sistem adalah berbeda. Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut :
Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan.
Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.
Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem.
Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan design
Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan semula.
Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai dengan hasil evaluasi yang ada.
Adapun tingkatan yang menjadi kunci yang digunakan untuk memecahkan bagian masalah baik itu secara menyeluruh maupun per bagian, yaitu :
Jenis – jenis arsitektur sistem informasi :
Arsitektur Tersentralisasi
Arsitektur Tersentralisasi (terpusat) telah dikenal semenjak tahun 1990, dengan mainframe sebagai aktor utama yang melakukan semua pemrosesan data. Pengimplementasian dari arsitektur ini adalah pemrosesan data yang terpusat, biasanya disebut komputasi terpusat. Kebanyakan perusahaan tidak menggunakan model seperti ini.
Keuntungan | Kerugian |
Instalasi lebih aman | Jika ada masalah maka semua akan terkena dampaknya (kurang fleksibel) |
Kontrol aman | Sistem yang dibuat secara global, tidak spesifik sesuai kebutuhan masing-masing bagian |
Biaya pemeliharaan murah | Pemrosesan di mainframe lebih lama (traffic padat) |
Lebih mudah dalam membuat perencanaan strategis | Jika ingin merubah subsistem maka akan berdampak ke seluruh sistem (kurang di kustomisasi) |
Lebih mudah melakukan pelatihan | |
Hardware dan software terstandarisasi sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan |
Aristektur Terdistribusi / disentralisasi
Pemrosesan data pada arsitektur terdistibusi berbeda dengan pemrosesan data pada arsiteketur tersentralisasi. Sistem pemrosesan data terdistribusi atau biasa disebut dengan komputasi tersebar merupakan suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi yang di hubungkan dengan sarana telekomunikasi.
Keuntungan | Kerugian |
Biaya pengembangan sistem akan lebh hemat karena pembuatan sistem lebih spesifik dalam kebutuhan bisnis dan lebih mempunyai tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya. | Biaya perawatan akan lebih mahal karena hardware atau software tidak terstandarisasi sehingga akan melibatkan banyak pakar. |
Personil sistem informasi lebih agresif dalam menganalisis kebutuhan sistem. | Pengontrolan lebih sulit untuk dilakukan dan dimungkinkan akan terjadi kekacauanan dalam sistem komputer. |
Personil sistem informasi memiliki tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya | Aplikasi dan data antar unit akan terasa lebih sulit. |
Kepuasan pemakai karena pengembangan sistem informasi berorientasi kepada end user. | Dalam melakukan tugas akan terjadi kemubadziran karena ketidak sesuaian dalam menyediakan perangkat keras dan lunak |
Arsitektur Client-Server
Berbagai komputer dari berbagai vendor dapat saling berinteraksi, istilah ini biasanya disebut dengan introperabilitas. Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan sesuatu permintaan data atau layanan ke server.Sever adalah proses atau sistem yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client.
Keuntungan | Keugian |
Mengurangi dampak dari traffic padat. | Kurangnya skabilitas. |
Jika salah satu unit mati maka yang lain masih dapat digunakan. | Koneksi database dijaga. |
Pemrosesan data lebih cepat karena client dapat mengolah data sendiri |